Kalian pasti sering bertanya-tanya soal porsi makan seseorang yang begitu banyak, tapi badannya tetap langsing. Sementara, orang yang sangat menjaga porsi makannya, malah gampang gemuk.
Yang jadi persoalan, kenapa si A makan begitu banyak tidak juga gemuk. Sementara si B yang makannya sedikit malah gampang gemuk. Padahal, jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari sama. Dari hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Weizmann Institute of Science, Israel, menjelaskan bahwa respon tubuh setiap orang berbeda pada gula darah yang terkandung di dalam makanan.
Kesimpulan ini diperoleh dari serangkaian penelitian yang melibatkan 800 relawan. Setiap relawan dicatat menggunakan metode Indeks Glikemik (IG). IG berperan guna mendeteksi dampak bahan makanan tertentu berkaitan dengan peningkatan level gula darah.
Hasilnya, diketahui bahwa standar IG tidak selamanya bisa dijadikan patokan. Buktinya, seorang wanita obesitas yang menjadi relawan mengonsumsi tomat-yang sangat rendah dalam skala IG-juga sangat berpotensi meningkatkan kadar gula darahnya.
Sementara relawan lain yang tidak mengalami obesitas, kadar gula darahnya tetap normal ketika mengonsumsi bahan makanan berkarbohigrat tinggi. Hal tersebut semakin membuktikan bawah respon tubuh setiap orang tidak sama pada gula darah yang terdapat pada pada makanan.
Para peneliti tersebut berpendapat, bakteri di dalam usus adalah yang sangat memengaruhi perbedaan respon seseorang terhadap gula darah pada makanan. Jadi, jangan heran lagi kenapa orang makan banyak tapi tetap langsing. Sementara orang yang makannya sedikit, gampang sekali gemuk.